My Love Destiny
Autors :Ida Rinjani
Pairing : KyuMIn
Genre : Hurt/sad and angst, BL
Rate : T
Ini
adalah tulisan pertama autor....jadi maaf kalau masih banyak typos, dan bingung
siapa tokohnya sebenernya autor pengen buat novel, tapi ternyata gk jadi
akhirnya jadi lah behini.....dan kalau lagi baca bayangin ajah Marcus Pranata
itu Cho Kyuhyun dan Vincent kusuma itu Lee Sungmin,
Ejoy
and No Copas!
Chapter 1
9 Agustus 1990
Di ruangan megah bergaya eropa klasik ini
seorang lelaki tampan nan gagah ini duduk termenung, di kursi kebesarannya yang
bertuliskan presider, entah apa yang ia pikirkan, sesekali ia memijit pelan
keningnya dikala rasa lelah menyerangnya, sampai ketukan pintu mengalihkan
perhatiannya.
Tok,tok,tok,
“masuk”
“maaf mengganggu
tuan haris” ya lelaki gagah nan tampan tersebut adalah Haris Pranata, seorang
pemilik kerajaan perhotelan di Indonesia bahkan di Asia yang di bernama Pranata
Group Coorporation.
“hem...ada apa
dodit?”
“tuan, saya
mendapat berita bahwa nyonya Lisa akan melahirkan tuan dan......” belum sempat
sang asisten menyelesaikan kalimatnya Haris sudah lebih dulu memotong kalimatnya
“aku tidak
perduli” dodit sang asisten memang sudah mengetahui bahwa sang majikan tidak
menginginkan anak dari wanita yang sekarang sedang melahirkan malaikat nya,
jadi dia tidak terlalu kaget saat sang majikan memberi tanggapan dingin
tersebut.
Dodit pun menghela
napas untuk melanjutkan kalimatnya
“hah.....tapi tuan
Haris, Tuan Besar menyuruh anda untuk menemani istri anda di rumah sakit dan
saya.....?
“AKU BIALANG AKU
TIDAK PERDULI APALAGI PADA WANITA JALANG ITU, DAN BAYI itu....aku tidak menginnginkannya”
“ta..ta..pi....kring”
suara pesan masuk mengintrupsi ketegangan diantara mereka, Dodit pun merogoh
saku celana nya mengambil Hpnya dan memeriksa pesan singkatnya.
“maaf tuan” Haris
pun acuh akan hal itu ia lebih memilih untuk menekan emosi yang sempat meluap
tadi dengan cara memejamkan mata.
Ketika sang
asisten kembali menyampaikan informasi yang ia dapat dari pesan singkat tadi ia
mulai membuka mata “tuan selamat nyonya Lisa melahirkan seorang putra dengan
selamat tuan”
lalu ia beranjak beranjak meninggalkan sang
asisten yang kembali menghela napas.
“hah.....”
Di rumah sakit
“selamat nyonya
Lisa Putra anda sangat tampan, dan dia sangat lucu” dokter yang menangani
kelahiran calon pewaris Pranata Grup itu pun memberikan selamat pada sang ibu .
“hem terimakasih
dok....boleh kah aku melihat putra ku?” suara yang terdengar sangat lirih pun
terucap dari wanita cantik ini, karena sebenarnya Lisa masih harus menjalani
perawatan bahkan masih menggunakan masker oksigen, bahkan bibir yang biasanya terlihat
merah merekah kini pucat sedingin es.
“maaf nyonya tapi
untuk sekarang belum bisa karena putra anda masih harus di incubator, saya akan
memanggil asisten anda untuk menemani anda, dan sebaiknya anda istirahat lebih dulu, saya permisi nyonya”
Dengan gumaman
lisa pun mengiyakan”hem....”
Dengan
membungkukan badan Dokter sekaligus dua Perawat itu meninggalkan ruangan VVIV
tersebut.
Keheningan melingkupi ruangan luas nan
mewah tersebut, Lisa pun mulai berkaca-kaca dan meremas tepian ranjang dimana
dia berbaring, saat ini dia merasa hati nya hancur dan sakit, meskipun dia
susah terbisa dengan rasa sakit ini tapi kali ini lebih sakit, karena ini
melibatkan malaikat kecil yang baru iya lahirkan, dia merasa bersalah pada
malaikat kecilnya dimana seharusnya kehadiran seorang bayi dalam kehidupan
rumah tangga di sambut gembira dan kebahagiaan, dari keluarga, kakek,dan nenek
si bayi dan yang paling penting adalah dari ayahnya.
Tapi bukan itu semua yang putranya
dapatkan, lisa meremas dada nya yang terasa sesak, kenapa putra kecil nya yang
harus mengalami ini semua, keluarganya
dan bahkan suaminya membenci diri nya, dia bisa menerima itu tapi tidak
dengan putra nya, putra nya tidak bersalah atas apapun, tapi kenapa putra nya juga harus merasakan seperti dirinya,
lama-kelamaan air mata itu mulai mengalir.
“hiks....hiks...baby
ma..af kan bunda sayang, bu..bunda minta maaf sayang karena bunda kau harus
menanggung kebencian mereka....ma..maafkan bunda...hiks...hiks, karena bunda juga ayahmu tidak ada di sini untuk
menemani mu hiks...hiks...hiks, karena ayahmu me..membenci bunda sayang
hiks...maaf.
At Other Side
Sejuk itulah perasaan yang dirasa setiap
kali haris berkunjung ketempat ini, sebuah bukit hijau yang menjadi saksi kebahagiaan dirinya dengan
sang terkasih, sebelum kejadian itu merenggut impian yang ia jalin dengan sang
terkasih.
“Luna
sayang.....sekarang kau sedang apa? Apa kau bahagia sayang? Tapi aku tidak, aku
tersiksa disini, aku sangat merindukanmu, aku sangat mencintaimu sayangku,
maafkan aku......tes...tes...tes”
Ya hanya di tempat ini dia bisa jujur
mengungkapkan perasaannya, di tempat ini dia menangis, merutuki hatinya yang di
tidak bisa berpaling dari sosok cantik pengguasa hatinya, dia akan menjadi
sosok lemah saat mengingat tentang cintanya, tapi saat dia pergi dari tempat
itu dia akan menjadi Haris Pranata yang dingin, tegas, berwibawa, dan terkesan
tidak berperasaan, ya itulah hidupnya.
At Hospital
“nyonya?”
“oh bi asih,
mendekatlah bi” dengan lirihhannya lisa menjawab, sementara sang asisten
terlihat melemparkan senyum hangatnya
“nyonya bagaimana
keadaan anda? “
“hem, seperti yang
kau lihat, entah.... sampai kapan aku bertahan, tapi sebelum itu aku ingin
melihat putra ku, bisakah kau membawa dia pada ku, aku ingin malaikatku”
“nyo..nya tidak
boleh bicara seperti itu tuan muda masih sangat membutuhkan anda, dia membutuhkan kasihsayang dan kehangatan
ibunya, nyonya harus bertahan” diliriknya
sang majikan yang terlihat menerawang dengan pandangat kosong, mata itu yang
biasanya memancarkan kepercayaan dan ketegasan kini redup, yang terlihat hanya
kesedihan, dan kasakitan dari sorot mata sang majikan, bibir itu yang biasanya
terlihat merah merekah kini terlihat pucat dan bergetar menahan tangis, dan itu
semua membuat nurani asih tercabik.
“tes...tes...tes...hiks...tes” tangis yang lisa tahan pun akhirnya pecah
“nyo...nya...tes...tes,
harus kuat tuan muda membutuhkan anda”
Sang majikan pun
mengalihkan tatapannya pada sang asisten rumahnya, dengan berliang air mata dia
memcoba untuk memberi tanggapan.
“bi...bisakah aku
meminta sesuatu dari mu, ku mohon hiks...hiks”
“tentu nyonya,
katakanlah apa yang nyonya inginkan”
“hiks...jagalah
putraku, seperti kau menjaga Putra mu sendiri hiks....hibur dia saat dia
bersedih hiks...hiks....lindungi dia dari apapun yang
membahayakannya....sayangi putraku, cintai putraku...besarkan dia dengan cinta
dan kasih sayang....hiks agar dia tidak seperti ibunya...hiks”
“hiks...nyonya....tidak
boleh bicara....”
“kumuhon
berjanlilah padaku....aku yakin Haris akan membenci membencinya sama seperti
dia membenciku, lalu bangaimana dengan putraku....hiks kumohon lindungi dia
hiks....tolong aku...hiks”
Bi asih pun
mencoba tersenyaum dan memberikan kepercaayan pada sang majikan, meskipun
senyumnya terkesan di paksakan.
“nyo..nya,
hiks....nyonya tidak perlu khawatir, saya berjanji akan melindungi, mencintai,
menyangi, tuan muda sama seperti putra saya sendiri....saya berjanji
nyonya...hiks”
Lisa pun tersenyum
dengan menisnya
“terimakasih bi....bisakah
aku melihat putraku....Akh...”
“nyo..nya,
bertehanlah aku memanggil dokter”
Tidak lama
kemudian dokter dan para parawat pun datang dan memeriksa keadaan nyonya besar
Pranata ....sang dokter pun terlihat menggelengkan kepalanya pada bi asih.
“nyonya lisa,
mengalami pendarahan hebat.....kami sudah berusaha, tapi ternyata tetap tidak
bisa menghentikan pendarahannya, belum lagi dengan penyakit yang dideritanya,
itu memperparah keadaanya, maafkan kami”
“hiks...nyonya...hiks”
“yang bisa kita
lakukan saat ini adalah berdoa, semoga keajaiban datang, sebenarnya kami sudah
memberitahu pada nyonya Lisa bahwa terlalu beresiko untuk nyonya lisa
mengandung karena penyakit yang dideritanya, karena itu kami menyarankan untuk
menggugurkan kandungannya pada saat itu, tapi nyonya Lisa menolak itu semua,
maaf..... kami sudah berusaha”
Tidak ada tanggapan dari bi asih karena dia
memang sudah mengetahui fakta itu, dia hanya berharap semoga nyonya besarnya
bisa bertahan lebih lama, tak lama terdegar lirihan dari sang nyonya besar.
“akh...do..dokter”
“nyonya jangan
banyak bergerak terlebih dahulu, saya akan....”
“tidak perlu aku
hanya ingin melihat putra ku....kumohon dokter waktuku tidak banyak”
“nyo..nya jangan
bicara seperti itu ....hiks”
“tidak bi, aku
ingin melihat putra ku”
“baiklah nyonya
lisa, kami mengerti, suster sin bawakan putra nyonya Lisa kemari”
“baiklah dok”
Di ruangan megah ala VVIV di penuhi suasana haru bak di Drama
sinetron, bagai mana tidak semua orang yang ada di ruangan ini menitihkan air
mata melihat ibu dan anak yang saling bercengkaram mungkin untuk terakhir
kalinya.
“sayang, putraku,
malaikat ku, kau tampan sekali baby”
ya Lisa terlihat mendekap sang putra dan
mata nya memancarkan kebahagiaan sekaligus kesedihan, bahagia karena dia bisa
melahirkan seorang malaikat tampan, dengan mata yang jenih melambangkan
ketulusan, hidung yang mancung, pipi bulat yang besemu, dia yakin saat besar
nanti putranya akan menjadi sangat tampan, dan digilai para wanita, sedih
karena dia tidak bisa bersama sang putra, tidak bisa mendampinginya di setiap
saat tumbuh kembangnya, dan sedih karena putranya harus berjuang sendiri, entah
kehidupan seperti apa yang akan di jalani putranya, sebagai seorang ibu Lisa
hanya berharap, semoga Tuhan memberikan kebahagiaan pada putranya.
Dengan senyum yang tidak pernah menghilang
dari paras cantiknya, dia mencoba bicara pada putranya.
“baby...bunda
memiliki sebuah nama yang bagus untuk mu sayang,...... Marcus
Pranata....bagaimana menurutmu sayang bagus bukan, hem...eh...kau tersenyum
baby itu artinya kau suka nama itu bukan....CUP bunda sayang kamu baby Marcus”
“itu nama yang
indah nyonya...” sang aisten pun terlihat tersenyum hangat, dan lisa pun
membalas senyum sang asisten, dengan senyum tulusnya.
“ baby bunda
memiliki pesan untuk mu, dengarkan bunda ya” dengan tangan yang tidak pernah
berhenti memberi elusan pada sang putra, Lisa mencoba untuk menyampaikan pesan
pada putranya, suasana haru pun semakin kental.
“baby....tes...tes...karena
bunda tidak bisa mendampingimu, maka kamu harus tumbuh menjadi pria yang kuat,
dan tangguh....hiks, jangan manja sayang....dan kamu tidak boleh merepotkan
bibi asih...hiks, kamu mengerti sayang?, hiduplah dengan baik dan tumbuh sehat,
makanlah dengan teratur...jangan makan makanan cepat saji, tidur lah sesuai jam
nya jangan banyak bergadang sayang....hiks...berlajarlah yang rajin agar kamu menjadi
orang yang berguna bagi ayahmu...hiks, bergaulah dengan baik agar kamu
mempunyai banyak teman sayang....jika kamu sudah dewasa nanti carilah
pendamping yang mencitai kamu dan kamu cintai....hiks...hiks...dengan begitu
kamu akan bahagia sanyang...hiks, terakhir tersenyumlah sayang jika kamu sedang
bahagia, menangislah jika kamu sedang sedih, jujur lah pada perasaan mu
sendiri....hiks...maafkan bunda sayang....cup..cup...cup”
Ya dengan mengecup seluruh wajah sang putra
Lisa mengakhiri pesannya, dan dia mulai merasa tangannya kebas dan lemas, dia
melihat cahaya yang menuntunnya untuk pergi, akhirnya tidak lama mata indah itu
pun tertutup sempurna dan menandakan sanng nyonya besar telah tiada, dan bayi
tampan itu pun menangis seolah mengerti bahwa ia telah kehilangan sosok ibu
tercinta.
After One Week
Ya setelah yang nyonya besar telah di
semanyamkan, masih banyak karangan bunga yang menghiasi rumah besar bergaya
eropa klasik ini.
Terlihat seorang pria yang baru saja
menyandang status Ayah ini tampak datar memandangi taman bungan di belakang
rumahnya, tidak ada kesedihan yang terpancar dari wajah stoik ini, yang ada
hanya raut datar dan keangkuhan, ya meskipun sang istri Lisa pranata telah
tiada dia sama sekali tidak merasa kehilangan, entah apa yang ia rasakan, yang
jelas ia memang bembenci wanita itu, wanita yang merupakan ibu dari putra
semata wayang nya Marcus Pranata.
Di ruangan megah berwarna baby blu ini
terlihat beberapa pelayan sedang menenangkan tuan muda barunya yang menangis.
“hiks...hiks...huweee....”
“tuan
muda...tenang lah....”tidak lama kemudia munculah kepala pelayan atau yang
dikenal dengan asisten rumah besar ini ya Bini Asih
“ah tuan muda,
kalian bisa kembali biar aku yang mengurus tuan muda” akhrirnya semua pelayan
itu meninggal ruangan cantik ini, dan bi asih pun mengendong Marcus kecil dan
mengelus punggung sang tuan muda agar berhenti menangis, dan tidak lama kemudia
sang tuan muda pun tenang.
“huweee.....huweee...hiks”
“tuan jangan
menangis, ini bibi bawakan susu untuk tuan muda ya.”
“nyam...nyam...”
Bibi asih pun
terlihat tersenyum tulus melihat tuan mudanya tenang, tidak lama kemudia ,
kejadian yang tidak ia ingin lihat kembali mengusik nuraninya terjadi.
“tuan muda
pelan...pelan minumnya”
“bi
asih....aku ingin melihat tuan muda ....bolehkah aku masuk”
”ah....dodit
silahkan masuk”
Ya
sang asisten tuan besar Haris yang ingin melihat tuan muda barunya
“wah
tuan muda, tampan sekali....aku kalah tampan dengan tuan muda, cepat besar ya
nanti kita bisa bermain tenis besama, tuan muda pasti suka, iya kan....eh tuan
muda tersenyum bi”
“eh
iya....tuan muda ku memang tampan” sebuah suara tegas dan dingin pun
mengintrupsi kehangatan yang tercipta.
“dodit,
ayo pergi! Aku sudah siap”
“eh....tuan
Haris...tuan lihat lah, tuan muda sangat tampan, apa tuan ingin mengendong tuan
muda Marcus, ah bi asih berikan pada tuan Haris tu......”
“tidak
perlu!” senyum yang menghiasi dua asisten rumah ini pun seketika hilang dengan
kata-kata dingin yang terlontar dari mulut sang tuan besar.
“eh
tapi...tuan, tuan muda pasti senang.....dan...dia lu....”
“AKU
BILANG TIDAK PERLU DODIT, AKU TIDAK INGIN MELIHAT WAJAH BAYI ITU, AKU TIDAK
MENGINGINKANNYA.....hah ......dan kau jangan memerintahku, sekarang ayo
pergi!!!”
Bi
asih dan dodit pun tercekat atas ucapan sang tuang besar
“hah...baiklah
bi asih jaga tuan muda baik-baik....aku pergi dulu, tuan muda aku pergi dulu
ya”
Ya
sang tuan muda sama sekali tidak terganggu
atau pun menangis dengan bentakkan sang ayah, yang tidak
menginginkannya, mata indah nya sinar, seolah menegaskan bahwa ia kuat, dan
tidak akan menyerah atas sikap sang ayah.
“nyam...nyam...”
“tuan
muda...tes...tes...tuan muda luar biasa, aku akan menjaga tuan muda, tuan muda
tidak sendiri, nyonya,...hiks....tuan muda memang kuat, mulai sekarang kuatlah
tuan muda....
~000~
After
8 Years
Matahari mulai memancarkan sinarnya yang
akan menghangatkan seluluh alam semesta termasuk Hati dan perasaan manusia, hal
ini juga berlaku pada seorang anak kecil yang sedang bergelung dengan selimut
pink nya merasa terusik dengan sinar matahari yang masuk melalui celah kamar
yang di dominasi warna pink ini.
Dengan
lembut wanita cantik bernama Luna kusuma, membangunkan putra manis nya .
“clek.........baby
Vincent.....bangun sayang bukan kah hari ini, hari pertamanu masuk sekolah
baru, ayo bangun sayang”
“eung....bunda
jangan memanggil ku baby aku 10 tahun bunda, aku sudah besar”
“ah begitukah?, tapi bunda merasa putra manis
bunda ini masih baby, baby yang manis, cantik, dan cute”
Ya
bundanya memang senang menggodanya justru yang di goda malah merenggut tak
suka, yang justru malah terkesan imut ditambah vincent baru bangun tidur.
“bunda.....aku
tidak suka dibilang manis.....aku tampan bunda.”
“haha....hey
lihat lah putra bunda ini jangan merenggut begitu sayang justru kau semakin imut saja”
“ISH
bunda....”
“hahah....baiklah,
bunda minta maaf ya, kemarilah peluk bunda”
Vincent
pun masuk ke pelukan hangat sang bunda yang selalu menjadi favoritnya.
“Hem
aku memaaafkan bunda, aku sayang bunda”
“bunda
juga sayang.....CUP” dekapan itu berakhir dengan luna memberikan kecupan di
dahi indah sang putra.
“sekarang
putra bunda yang tampan harus mandi, bunda tunggu di bawah ya sayang”
“oke
bunda”
Vincent Lee merupakan putra semata wanyang
dari Luna Kusuma yang merupakan istri dari pengusaha asal Korea selatan lee
tanu, setelah lebaih 9 tahun tinggal di korea selatan akhirnya wanita cantik
dengan rambut bergelombang ini memutuskan untuk kembali ke Indonesia, tempat
kelahirannya, itu semua karena sang suami telah meninggal 2 tahun lalu.
Sebenarnya berat bagi Luna untuk menginjakan
kaki di bumi pertiwi, bukan tidak nyaman, tapi ini karena di dinegara ini dia
kehilangan cintanya, dan harus menerima kenyataan menikah dengan pria pilihan
keluarganya, dia hanya takut akan bertemu kembali dengan penguasa hatinya Haris
Pranata.
At
Other side
Dijalan khusus sepeda di kawasan jakarta
terlihat seorang anak kecil tampan mengayuh sepeda mahalnya dengan semangat, ya
pangeran tampan dari keluarga Pranata siapa lagi kalau bukan Marcus pranata,
hari ini sedikit berbeda karena hari ini dia bisa melihat sang ayah yang sudah
3 bulan tidak dia lihat karena kesibukan nya sebagai pengusaha.
Meskipun terlahir sebagi anak konglomerat
Marcus kecil tumbuh dengan kesederhanaan selain, karena ajaran sang pengasuh yaitu bibi Asih, Marcus juga
menyadari bahwa sang ayah bersikap dingin padanya dia tahu karena dia sekarang
sudah berusia 8 tahun, dan dia mengerti bahwa sang ayah memang terkesan dingin,
mungkin juga membencinya, karena itu yang ia dapatkan selama ini dari ayahnya,
tapi meskipun begitu ia yakin suatu saat nanti ayah nya pasti akan
menyayanginya, karena itu, ia berusaha menjadi anak mandiri dengan berangkat
sekolah sendiri menggunakan sepeda, rajin belajar dan membaca buku, karena ia
tahu ayahnya suka dengan orang yang disiplin dan pekerja keras, dia harus
mendapat nilai bagus agar sang ayah bangga, meskipun ia memang anak cerdas
terbukti ia bahkan salah satu siswa akselerasi di usia yang baru delapan 8
tahun dia sudah duduk di kelas 5 sd, tapi tetap saja sang ayah tetap bersikap
dingin padanya, itulah yang membuatnya sedih.
Marcus POV
Setelah aku sampai di gerbang sekolah, aku
langsung menyimpan sepeda ku di tempat parkir sepeda, ya sekolah ku merupakan
sekolah internasional, rata-rata yang bersekolah di sini adalah anak-anak
pengusaha dan pejabat di indonesia.
Aku menuju kelas ku yang terletak di lantai
dua ketika aku berjalan banyak yang memperhatikan ku, dengan tatapan kagum, aku
tidak tahu kenapa entah karena aku anak Haris Pranata, atau mungkin karena aku
siswa yang cerdas, atau mungkin juga karena aku tampan, tapi yang jelas selama
ini aku tidak merasa terganggu sikap
meraka, kadang gadis-gadis itu juga sering memberiku banyak hadiah meskipun aku
tidak berulang tahun pada hari itu.
Ketika aku sampai kekelas ku kelas sudah
ramai, aku pun duduk di kursi ku, karena bel masuk agar segera berbunyi.
Marcus
End POV
“tet...tet...tet...”
bel berbunyi , tidak lama bu guru masuk dengan di ikuti seorang murid laki-laki
yang membuat seluruh murid menatap kagum pada sosok manis ini.
“semalat
pagi anak-anak”
“pagi
bu” “wah siapa itu” “dia manis sekali” “tidak dia tampan”
Itu
lah beberapa komentar yang terlontar dari murid-murid kelas 5 ini, sementara
yang di bicarakan tersenyum sangat manis sekaligus tampan.
“
baik lah anak-anak, kalian mempunyai teman baru, baik lah perkenalkan diri mu”
“halo
semuanya nama saya Vincent Lee, saya murid pindahan dari Korea selatan, semoga
kita bisa berteman baik”
“baik
lah vincent kamu boleh duduk”
“terimakasih
bu”
Akhirnya jam istirahat pun di datang,
banyak murid yang manuju kantin untuk sekedar mengisi perut dengan makanan yang
harganya selangit itu, tapi tidak dengan si tampan yang satu ini karena dia
memang selalu membawa bekal buatan bibi asih, marcus juga melihat anak baru itu
terlihat bingung dan sepertinya dia sendirian akhirnya dengan memberanikan diri
markus mengajaknya berkenalan.
Dengan
senyum tulus nya marcus mulai mengulurkan tangan untuk berkenalan.
“hai....perkenalkan
nama ku Markus Pranata”
Vincent
pun membalas uluran tangan markus juga dengan senyum manisnya.
“hai
juga....aku Vincent Lee, senang berkenalan dengan mu markus”
Akhirnya
mereka pun makan bekal bersama, dengan
senyum yang tak pernah hilang dari bibir keduanya.
“oiya
bolehkan aku makan disini bersama mu, atau kamu mau ke kantin, aku akan mengantar
mu”
“
tentu duduk lah, aku membawa bekal, kita makan bersama ya”
“ah
berapa usia mu vincent, dan kamu bisa bahasa indonesia sementara kamu orang
korea, itu hebat”
“usia
ku 10 tahun, dan soal bahasa ibu ku memang orang indonesia dan dia yang
mengajarkan aku bahasa indonesia”
“ah
bagitu berarti aku harus memanggil mu kakak, karena aku 2 tahun lebih muda dari
mu”
“
eh....kamu berusia 8 tahun, bagaimana bisa kamu kelas 5 SD?”
“hehehe....tentu
saja bisa aku mengikuti program
akselerasi dan aku lulus tesnya”
“wah
kamu daebak......kalau begitu panggil aku vincent hyung”
“eh
deabak dan hyung itu apa?”
“daebak
itu artinya hebat, dan hyung adalah panggilah kakak laki-laki di korea”
“oh
baiklah vincent hyung aku mengerti”
Setelah itu mereka vincent mulai bercerita
pengalamannya ketika tinggal di korea, dan markus hanya memperhatikan hyung
barunya dengan seksama ternyata vincent orang yang cerewet, lucu, imut dan
menyenangkan, entah kenapa meskipun baru pertama kali bertemu marcus merasa
nyaman berada di dekat hyung nya.
Ketika bel pulang berbunyi semua siswa
berbondong-bondong untuk segera pulang, begitu pula dengan marcus dan vincent.
“marcus
ayo kita pulang, kita depan bersama ne....”
“ya
ayo hyung”
“marcus
dijemput oleh siapa?” dengan senyum manisnya
“ah
aku pulang naik sepeda, kalau hyung pulang di jemput oleh siapa”?
“eh
kau pulang sendiri menggunakan sepeda, wah hebat aku saja......” belum sempat
vincent menyelesaikan kalimat nya suara lembut seorang wanita mamotong kalimat
vincent
“baby
vincent!!” keduanya pun menengok ke arah sumber suara
“ah
itu ibuku ayo berkenalan, marcus” vincent pun menggandeng tangan marcus dan
setelah sampai di tempat ibunya marcus memperkenalkan diri, tapi mereka berdua
tidak menyadari tangan keduanya masih bertaut satu sama lain.
“
sayang bunda merindukan mu, ah ini siapa anak tampan ini?”
“halo
tante aku Marcus Pranata” dengan senyum dan membungkukan badan marcus
memperkenalkan diri, untuk sejenak Luna terpaku Pranata nama itu yang tidak
pernah ia lupa mungkinkah anak ini.....tapi dia menepis pikiran itu
“ah
kamu tampan sekali sayang, perkenalkan nama tante Luna Kusuma, baiklah vincent
kita pulang sekarang sayang”
“ah
ne....bunda, markus hyung pulang dulu ne........sampai jumpa besok”
“ne
hyung” tangan mereka pun mulai terlepas seiring dengan melangkahnya vincent
kedalam mobil mewahnya.
~000~
Malam ini kota jakarta di guyur hujan
lebat, jalan-jalan yang biasanya dipadati mobil-mobil kini justru lengang
situasi terjadi bukan hanya karena hujan tapi juga karena waktu sudah menunjukan
pukul 01.00 dini hari, orang-orang sudah nyaman bergelung dengan selimut
tebalnya, kecuali pria yang masih bertahan diruang kerja mewahnya dengan wajah stoik dan tatapan dingin yang
mengintimidasi lawan bicaranya.
“bagaimana?”
“ya
tuan kami sudah mendapat informasi, bahwa berita itu benar tuan, dia sudah
meninggal 2 tahun yang lalu di Korea Selatan, dan mereka juga mempunyai seorang
putra tuan”
“dimana
aku bisa menemuinya?”
“maaf,
tuan kami juga tidak bisa menemukannya dirumah mereka di Seol, mereka berdua
sepertinya sudah meninggalkan korea, dan kemungkinan besar mereka berada di
indonesia”
“mereka
disini” pria tersenyum tipis atas informasi bawahannya, ia iangin segera
menemukan cintanya kembali, tidak perduli apapun caranya.
“benar,
kami akan berusaha untuk mencari tahu dimana alamat nyonya Luna dan putranya
tinggal”
“kau
boleh pergi”
“baik
tuan saya permisi”
~000~
Mentari bersinar cerah pagi ini, secerah
suasana hati pangeran pratana yang satu
ini, dia terlihat tengah memakai sepatu bermereknya, dan setelah selesai ia
langsung menuju meja makan, ia senang kareana tadi saat dia bangun, bi asih
mengatakan bahwa ayahnya semalam pulang, ia ingin melihat wajah tampan ayahnya,
yang sebenarnya ia juga miliki.
Saat sudah mendekati ruang makan mewah itu,
ia dapat melihat sang ayah dengan elegannya membaca koran dengan di temani kopi
hangat,tanpa sadar marcus pun melengkungkan senyum tulusnya, dan pikirannya
kembali menerawang, wajah itu yang selalu ia rindukan, ia ingin melihat mata
itu memandangnya dengan lembut, melihat
bibir itu tersenyum tulus untuknya, marcus pun tersentak akan lamunannya, dia
tidak seharusnya sedih seperti ini, haruskan dia mendekati ayahnya dan sarapan
bersama sang ayah, tapi ia takut ayah nya akan menolak sarapan dengannya dan
memilih pergi, bukan karena marcus tidak nyaman dengan tatapan dingin ayah nya
dia memang sudah terbiasa mendapatkannya, hanya saja dia akan merasa bersalah
karena nya ayah yang ia sayangi tidak sarapan pagi. Tapi ia juga ingin melihat
wajah ayahnya dari dekat, dan bisakah ia berharap ada keajaiban agar sang ayah
mau sarapan pagi dengannya untuk pertama kali sepanjang hidupnya.
Tiba-tiba marcus merasa seseorang berdehem
dan dia melihat asisten sang ayah dodit berada di sampingnya, tengah tersenyum
hangat padanya.
“tuang
muda selamat pagi” marcus pun balas
ternyum pada orang yang sudah ia anggap paman ini.
“selamat
pagi paman”
“apa
yang tuan muda lakukan, ayo tuan kemeja makan tuan, tuan tidak akan menyerah
bukan”?
“tapi
paman....” belum sempat marcus menyelesaikan kalimatnya, pamannya ini dengan
beraninya menggandengnya menuju meja makan, marcus benar kaget dengan tindakan
pamanya ini, sekarang ia sudah berada di depan meja makan , ia hanya bisa
menundukan kepalanya, meskipun begitu ia tahu keberadaannya pasti mengusik ketenangan
sang ayah, karena itu dia takut melihat sang ayah, ini semua gara-gara
pamannya, lain kali ia akan marah pada pamanya itu.
“
tuan muda silahkan duduk” dodit mengerti
akan suasana tegang ini karena itu ia menarik kursi untuk tuan mudanya duduk,
tapi belum sempat marcus duduk suara dingin haris menggema di ruangan megah,
dan mewah ini.
“siapa
yang menyuruh mu, membawa dia kehadapan
ku”?
NYUT....hati
marcus berdenyut sakit, meskipun ini bukan pertama kalinya sang ayah
melontarkan perkataan padanya, namun tetap saja rasanya begitu menyakitkan
mendengar ayah kandung mu sendiri mengatakan “dia” untuk mu, seolah-olah kata
dia bukan-bukan siapa bagi sang ayah, jangankan pagilan “anak ku” yang sering
para orang tuan ucapkan, memanggil namanya saja
seakan enggan untuk menyebutkannya, kenapa ayahnya sebenci itu padanya.
Marcus
tetap pada posisi menunduk kepalanya, ia tidak boleh menangis, dan sepertinya
dodit menyadari tuan mudanya sedang menahan tangis atas penolakan sang ayah
untuk kesekian kalinya.
“tu...tuan,
tapi anda sudah lama tidak sarapan bersama tuan muda....aku pikir anda.....”
“kau
tidak berhak mengatur hidup ku, aku tidak pernah menginginkannya, kau juga tahu aku muak melihat wajahnya”
Dengan
raut datar nya haris mengucapkan kalimat itu seolah tidak ada beban sedikitpun,
dan dia tidak menyadari sang anak yang tengah tertegun dengan pernyataan
ayahnya”aku muak melihat wajahnya, aku muak melihat wajahnya,aku muak melihat
wajahnya” kata itu terus berputar di di kepala marcus, sudah cukup, ia sudah
cukup paham akan arti dari kalimat itu, akhirnya dengan cepat marcus membungkuk
hormat pada sang ayah dan mengucapkan kata “permisi” yang bahkan terdengar
lirih di telinga dodit.
Dodit
berujar di dalam hati “maaf tuan muda” hanya ini yang bisa ia lakukan agar
setidak nya sang majikan mau mengakui keberadaan sang putra tampannya.
Dan tanpa mereka sadari bi asih melihat
semua kejadian itu, ia hanya metup mulutnya agar suara isakannya tidak
terdengar oleh maid lain, dan dia hanya bisa menatap sendu kotak bekal yang
biasa ia berikan untuk tuan mudanya, yang kini sudah pergi.
“nyonya....maafkan
saya nyonya....hiks, aku tidak melindungi putra anda....maaf nyonya”
~000~
Marcus mengayuh sepedanya dengan cepat
kata-kata sang ayah terus berputar di kepalanya “aku muak melihat wajahnya” ia
menangis, ia tidak cengeng hanya saja ini begitu menyakitkan.
Marcus
POV
“kenapa, kanapa ayah muak melihat wajah ku,
apa wajahku menjijikan ayah? Apa salah ku ayah?, padahal aku sangat menyayangi
ayah, semua yang aku lakukan untuk ayah, agar ayah setidaknya menganggap ku
ada, aku mencintai mu ayah, aku harus bagaimana ayah, hiks.....”
Akhirnya aku sampai di sekolah, aku
langsung menghapus air mata menyebalkan ini, aku yakin sekarang wajah ku pasti
sangat kusut, hari yang buruk, aku langsung masuk ke kelas sepertinya aku
berangkat terlalu pagi karena sekolah masih sepi tapi baguslah aku bisa
menenangkan diri ku lebih dulu, aku harus tenang karena hari ini ada ulangan
matematika pelajaran yang kusukai jadi aku harus konsentrasi agar mendapat
nilai sempurna seperti biasa, mungkin kali ini ayah akan sedikit memperhatikan ku.
Marcus
end POV
Di
gerbang sekolah, tampak beberapa siswa mulai berdatangan dengan diantar oleh
mobil mewah meraka masing-masing, salah satunya adalah vincent.
“sayang
belajar yang rajin ne, bunda nanti akan menjemput mu arraseo”?
“ne
bunda aku mengerti, bye bunda” dengan senyum manisnya vincent melambaikan
tangan nya pada sang bunda, ketika sampai di kelas vincent hanya melihat
beberapa siswa dan termasuk teman barunya Marcus Pratana, tapi sepertinya ada
yang salah dengan teman barunya ini dia terlihat menundukan kepalanya, seperti
sedang menagis, akhirnya tanpa basa-basi vincent menghampiri marcus di mejanya.
“marcus
kenapa?”
Marcus
mendengar suara lembut yang menyapa indra pendengarannya, siapa yang perduli
padanya??, akhirnya dengan cepet dia menghapus air matanya, dan melihat di
sampingnya vincent sedang duduk dengan senyum manisnya.
“eh....hyung
kamu datang”
Vincent kaget melihat keadaan marcus teman
baru ini memang habis menangis, terlihat dari matanya yang merah, dan suranya
yang parau, dan tanpa bertanya lagi vincent langsung menghapus jejak air mata
yang masih terlihat di pipi putih pucat marcus dengan lembut.
“
kenapa menangis......jangan menangis lagi ne, ceritalah pada hyung, bukah kah
kita berteman”
Marcus
yang kaget dengan perlakuan lembut hyung nya ini agak tergagap dalam menjawab
pertanyaan vincent, dan marus pun berusaha menampilkan senyum terbaiknya.
“eh.....a...aku
tidak papah hyung, hyung tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja”
“benarkah?
Ya sudah kalau marcus belum mau cerita hyung mengerti, tapi marcus harus tahu
bahwa marcus tidak sendiri masih ada
hyung di sini jadi jangan memendam perasaan seorang sendiri ne”
marcus
tertegun dengan pernyaatan hyung nya dan senyum manis hyung nya, kenapa vincent
yang baru bertemu dengan nya dua hari ini begitu perduli padanya, sedangkan
sang ayah bahkan tidak mengakui dirinya, tentu saja marcus senang mendapat
teman baik seperti vincent mulai sekarang dia juga akan percaya pada vincent.
“iya
hyung aku mengerti, terimakasih hyung mau perduli padaku, aku bersyukur
memiliki kakak seperti hyung”
“ne”
Secara tidak sadar mereka saling menyelami
mata masing-masing, senyum itu tidak pernah luntur dari bibir keduanya, mata
bening mereka menunjukan kepolosan, keduanya tidak tahu kenapa meraka seperti ini, mereka berdua belum mengerti apa
ini, tapi yang mereka tahu mereka nyaman ketika bersama. Dan suara bel
mengakhiri kegiatan saling pandang mereka,
“tet...tet......tet”
“ah....hyung
kembali ketempat hyung yah, semoga ulangannya sukses marcus”
“iya
hyung juga”
Akhirnya setelah guru masuk ulangan
matematika langsung di mulai, murid-murid begitu serius dalam mengerjakan
soal-soal ulangan, sekolah ini memang sekolah bergengsi dan murid-murid disini
bukan hanya berstatus sosial tinggi tapi juga kemampuan akademik, dan non
akademik mereka juga di atas rata-rata.
Pada saat ulangan berakhir hasilnya
langsung di bagikan saat itu juga, karena siswa disini dalam satu kelas hanya
terdiri dari 20 orang, selagi guru memeriksa kertas jawaban siswa, siswa di
beri tugas mempelajari materi selanjutnya.
“baiklah anak-anak, ibu akan membagi kan
hasil ulangan hari ini, yang pertama seperti biasa yang mendapat nilai
sempurnya yaitu seratus selamat Marcus Pranata”
Dan marcus pun tersenyum senang ia bisa
mendapat nilai yang sempurna, dan murid yang lain juga menatap kagum pada sosok
anak laki-kali tampan yang bahkan usianya 2 tahun lebih muda dari mereka,
tatapan kagum itu juga di perlihatkan
oleh vincent, saat marcus kedepan untuk
mengambil kertas ulangannya mereka sempat berpandangan dan saling melempar
senyum.
“selamat
marcus”
“terimakasih
bu”
Dan pembagian kertas kertas ulangan siswa
terus berlanjut sampai selesai, setelah selesai guru langsung meniggalkan kelas
karena waktu istirat tiba, vincent langsung mengambil kota bekal warna pinknya
dan langsung menghampiri marcus dengan senyum manisnya.
“
marcus selamat ne ternyata adik hyung jago matematika, nanti kita belajar
bersama ne, hyung tidak terlalau suka matematika”
“terima
kasih hyung, iya nanti belajar bersama, hyung boleh bertanya apapun padaku”
“nah
sekarang kita makan siang bersama ne”
“ah
tidak usah hyung aku tidak membawa bekal hari ini.....jadi hyung saja yang
makan”
“eh.....kenapa?”
“itu.....aku...”
Marcus pun teringat kembali dengan kejadian
tadi pagi yang membuatnya tidak sempat sarapan ataupun membawa bekal, ia pun
menunduk sedih mengingat kata-kata sang ayah yang dilontarkan padanya, melihat
wajah sedih marcus vincent, pun memutuskan tidak bertanya banyak, dia langsung
memberikan sendok makan pada marcus, mereka akhirnya makan siang bersama dengan
bekal vincent.
“pegang
ini”
“eh
ini....tidak usah hyung aku tidak terlalu lapar.....”
“ya...kamu tidak bisa menolak, kita makan bersama, lagi pula hari ini hyung
membawa bekal banyak, ayo makan, atau mau hyung suapi”
“eh.....tidak
hyung , aku bisa sendiri....” tersenyum canggung vincent pun tersenyum geli
melihat adik nya sedigit gugup
“
baiklah kalau begitu cepat makan, jika tidak nanti hyung yang akan menyuapi mu”
Mareka makan dengan saling melempar senyum
dan obrolan yang menyenangkan, bagaimana mungkin mereka berdua baru bertemu 2
hari dan sekarang sudah nampak akrab seperti kakak beradik, entahlah hanya
tuhan yang tahu.
Marcus pun melihat ada makanan yang
menempel dibibir sang hyung, dia pun membersihkannya dengan ibu jarinya, meraka
sempat berpandangan dan melempar senyum, selanjutnya hanya ada suasana riang
yang tercipta.
“hyung
kau ini makan seperti anak kecil”
“ya...aku
memang masih kecil marcus, jadi wajar”
“aku
2 tahun lebih muda dari hyung, tidak belepotan seprti hyung saat makan”
“ya.....jangan
membawa-bawa tentang usia marcus”
“baiklah,
oia hyung benarkah hyung anak laki-laki?”
“Ya....kenapa
marcus bicara bagitu, tentu saja aku anak laki-laki yang tampan iya kan?”
“hahaha....tidak
hyung, hyung manis, bahkan cantik, kupikir hyung anak perempuan”
“berhenti
tertawa!! aku ini laki-laki, kanapa kamu dan bunda mengatakan aku manis, aku
ini tampan tau”
“eh....mana
boleh seperti itu, hyung memang manis, benar yang dikatakan oleh bunda hyung”
“ISH....marcus,
hyung tidak suka kamu bicara begitu, hyung itu anak laki-laki tampan titik”
Marcus hanya tersenyum menanggapi kekesalan
sang hyung, vincent hyung memang manis tapi kenapa dia tidak mau di panggil
manis itu kan kenyataan, itulah yang ada di pikirkan oleh marcus, dan melihat
hyung nya itu kesal justru semakin menambah kesan manis dan cute di wajah yang
hyung, itu yang membuat marcus tidak berhenti tersenyum, bahkan tertawa.
Sementara vincent sendiri, meskipun dia
kesal karena dia dibilang manis dan cantik, tapi dia lega melihat marcus
tersenyum bahkan tertawa, itu berarti adiknya itu sudah tidak bersedih lagi.
Tanpa mereka sadari mereka mulai perduli
satu sama lain, dan kita lihat takdir seperti apa yang sudah Tuhan persiapkan
untuk dua anak berjender sama ini.
Tebece
Or End????
Hehehe ini lah hasil karya ku......maaf kalau
pendek, mau lanjut atau stop nih....? tergantung readers, autor jamin nih
cerita sedih deh....kalau begitu bye.